Iklanqu

Apa itu Pajak Reklame dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Menggunakan promosi outdoor dengan memanfaatkan media papan reklame memang sangat efektif, baik untuk produk maupun jasa. Makanya pelaku usaha berlomba menggunakannya, terutama di lokasi strategis. Tapi jangan lupa untuk membayar pajak reklame agar tidak teridentifikasi mangkir pajak!

Penerapan pajak untuk reklame ini secara tegas sudah diatur dalam Undang-Undang nomor 28 yang dikeluarkan tahun 2009 silam, tentunya tentang Pajak Daerah dan juga Retribusi Daerah. Kemudian masing-masing daerah mengaturnya kembali sesuai kondisi daerah masing-masing, yang kemudian tertuang dalam Peraturan di tingkat daerah.

Mengenal Apa itu Pajak Reklame

Arti umum pajak reklame adalah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, karena menggunakan jasa reklame. Lantas apa yang masuk kategori reklame? Yaitu promosi yang secara langsung mampu menarik perhatian siapapun yang melihatnya. Baik promosi tentang barang, orang, organisasi, hingga jasa.

Tapi ternyata tidak semua reklame yang dikenakan pajak, beberapa diantaranya bebas pajak seperti reklame atau promosi yang dilakukan melalui media internet, cetak atau elektronik. Kemudian reklame pemerintah, nama tempat ibadah, hingga reklame untuk membedakan produk yang sama di dunia usaha.

Menyoal siapa yang harus membayar pajak tersebut, secara gamblang juga sudah dijelaskan dalam undang-undang. Jika penggunanya adalah pribadi maka pajak reklame merupakan pajak yang dibebankan pada wajib pajak pribadi, jika yang menggunakannya organisasi maka yang wajib membayar pajaknya adalah organisasi tersebut.

Begitu juga ketika reklame diserahkan pengusaha atau pemilik produk kepada pihak ketiga, maka pajaknya dibayar oleh pihak ketiga tersebut sesuai nilai yang ditentukan dalam aturan pemerintah.

Bagaimana Cara Menghitung Pajak Reklame

Secara garis besar cara menghitung pajak reklame adalah 25 persen dari Nilai Sewa Reklame (NSR). Tapi untuk mengetahui nilai NSR dibutuhkan beberapa faktor penting, diantaranya adalah jenis reklame, lokasi pemasangannya berdasarkan kelas jalan di suatu daerah, berapa ukuran, berapa jumlah reklame.

Selain itu jangka waktu reklame dipasang juga jadi faktor penentu NSR berikutnya, begitu juga dengan bahan reklame tersebut apakah kertas atau elektronik, serta kapan dipasang. Semuanya bisa dilihat dari daftar harga yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah masing-masing.

Sedangkan untuk reklame oleh pihak ketiga nilainya harus disesuaikan dengan Nilai Kontrak Reklame (NKR). Tapi Anda harus memastikan NKR yang ada wajar dan sudah diverifikasi oleh pemerintah, jangan sampai masuk nilai kontrak tidak wajar, sebab perhitungannya akan berbeda.

Contoh kasus adalah perhitungan pajak reklame toko di DKI Jakarta yang menggunakan baliho, ketika Anda memilih baliho dengan ukuran panjang 6 meter dan lebar 3 meter di kategori jalan protokol A (Rp.125.000). jumlah baliho di kawasan itu ada enam buah, yang terpasang selama tujuh hari, maka perhitungannya adalah:

Luas reklame x jumlah x harga sesuai kategori jalan x lama pemasangan x 25 persen, yaitu 18 x 6 x 125.000 x 7 x 0,25 = Rp. 23.625.000. Itulah nilai pajak yang harus dibayar pada pemerintah setempat. Namun biaya itu belum termasuk biaya untuk koordinasi dengan Dinas Pertamanan yang akan membantu penjaga reklame tersebut.

Logikanya adalah semakin besar ukuran dan lama sebuah reklame dipasang, maka biaya pajaknya akan semakin tinggi. Apalagi kalau ditempatkan di jalan protokol dengan nilai reklame persatuan meternya sangat tinggi.

Itulah informasi dasar dan sangat penting tentang pajak reklame, jadi tak bisa mengabaikannya begitu saja. Anda harus sudah menghitungnya sebelum mulai menggunakan jasa reklame, yang dikelola oleh pemerintah daerah. Gunanya agar Anda bisa memastikan berapa total biaya penggunaan reklame yang dijadikan media promosi tersebut dan mempersiapkan anggarannya.

Jika kalian merasa artikel ini bermanfaat silahkan dibagikan ke teman, rekan atau saudara Anda yang membutuhkan.